INSTAGRAM

Rabu, 09 Maret 2016

Untuk apa SHalat Gerhana Matahari

Untuk pertama kalinya saya melaksanakan Shalat Gerhana. Seiring dengan bertambahnya iman dan adanya kesempatan untuk shalat bersama, dan karena gerhana juga jarang terjadi.
Mulanya kita mau shalat di suatu mesjid, karena jamaah mesjid itu sudah mulai shalat bersama, maka akhirnya kami mencari mesjid lain, Alhamdulillah di mesjid Al Falah Bukittinggi ini, masih belum mulai, alasannya adalah karena kami ingin mendengar secara langsung bagaimana cara shalat gerhana. Ternyata shalat Gerhana dilakukan 2 rakaat yang mana masing-masing rakaatnya ditambah dengan 2x baca Alfatiha, 2x ruku' dan 2x  i'tidal.

Selesai shalat dilanjutkan dengan khotbah. Nah inilah bagian yang saya tunggu-tunggu, biasanya saya lebih tersentuh untuk mendengarkan setiap kali shalat

Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi menjadi tanda-tanda kekuasaan Allah.

Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?
Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

Kalimah ALLAH yang tertera di bumi sudah sangat jelas memperlihatkan kepada manusia bahwasanya bumi berzikir ( tunduk dan sujud ) kepada ALLAH pengertiannya adalah bumi,batu ,gunung,matahari dan bulan tidak di beri mulut oleh ALLAH untuk bicara.

[34:10] Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,

seketika itu api langsung dingin dengan izin Allah Swt. sebagimana firman-Nya :
‘Hai api, dinginlah engkau dan berilah keselamatan pada Ibrahim’.” (QS A-Anbiya [21] : 69).

Insan yang beriman akan percaya dengan apa yang disebutkan dalam al-Qur’an dan Sunnah tanpa merasa ragu. Selain itu juga akan mengambil pelajaran, bahwa jika bebatuan yang tak bernyawa dan tak berakal saja bersujud, bertasbih dan merasa takut kepada Allah, bagaimana halnya dengan para manusia? Mereka telah dikaruniai akal, dianugerahi hati, dimuliakan dengan iman, andaikan tidak juga sujud, bertasbih dan merasa takut kepada Allah, alangkah kerasnya hati mereka?? Na’udzubillah min dzalik…