INSTAGRAM

Rabu, 31 Maret 2010

Potret Pendidikan yang Ketinggalan Zaman.

Hallo..mulai lagi nich nulisnya...habis muter2 ke blog motivasi nich..akhirnya udah dech...sambung lagi yuuk..
Benar juga tuch ternyata dalam menulis itu harus bebas dari rasa takut.
Takut dibilang sombong terhadap apa yang dituliskan terhadap keseharian kita, atau takut dibilang terlalu cengeng dalam hidup ini, takut dibilang sok tahu, takut dicap sok ngartis lah, narsislah .dllnya....

Terlepas dari itu semua sebagai  seorang insan, semua orang pasti punya kelebihan dan kekurangan.
Dan tentu saja mempunyai pandangan tertentu tentang kehidupan.
Pandangan tersebut bisa jadi dilatarbelakangi oleh pengalaman, cerita, bacaan, nasehat, ataupun lingkungan.

Nah adalah sesuatu hal yang wajar ketika seseorang mempunyai pendapat yang berbeda satu dengan lainnya, asalkan disampaikan dengan cara yang benar.
Supaya kita lebih mempunyai wawasan yang luas adalah dengan menyerap informasi sebanyak2nya lewat membaca, mengalami, mendengarkan, dan setelah itu dianalisa lalu dituangkan kembali dalam bahasa sendiri melalui tulisan ataupun lisan .

Satu hal yang harus menjadi catatan penting dalam motivasi kali ini adalah, banyak kriktikan bahwa civitas akademika justu yang paling jarang menulis. Saya mungkin ingin menambahkan juga bahwa tidak hanya menulis yang kurang  tetapi tindakan nyata dari apa yang mereka bisa lakukan kurang kelihatan.

Kita sering dibatasi dengan kata2, tunggu setelah saya tamat saya baru bisa berbuat. Tunggu setelah saya tamat saya baru masuk ini dan itu, wah telat dan kelamaan...
Belum tentu juga lho pas tamat kita bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan kita.
Makanya dari sekarang kita sudah mulai membidik pasar, kemana langkah kita selanjutnya. Motivasi ini sangat dibutuhkan supaya tidak ada waktu yang sia2 dalam perjalanan pendidikan kita . Artinya walaupun kita masih di  tahun pertama kuliah, mestinya udah kepikiran nanti link nya kemana, relasinya siapa2 saja, trus langkah awal penjajakan kemana dll. Dan tentu saja materi pembelajaran kita nggak selalu ada dalam buku2 pegangan diktat yang udah kadaluarsa lagi.

Dosen juga harus merevisi bahan ajarnya sesuai dengan kemajuan tehnologi dan perkembangan ilmu pengetahuan. Karena setiap detik ada saja hal terbaru yang muncul di dunia ini.
Metode pembelajaran melalui kasus2 tertentu, lebih menarik daripada hanya ceramah dan mencatat.
Sistem pembelajaran melalui audiovisual yang dikombinasikan dengan entertainment atau edutainment justru lebih bisa mengaktifkan otak kanan sebagai sumber kreatifitas.

Tuntutan seperti itulah yang harus disikapi oleh pihak pengelola kampus untuk memberikan fasilitas internet, infokus maupun sarana lainnya yang menunjang pembelajaran tersebut di setiap lokal.
Mungkin seorang guru tidak lagi membawa gambar ke dalam ruang kelas, tapi cukup menunjukkan gambar yang tepat di internet lalu menjelaskan bagian2 yang perlu diterangkan. Misalnya tumbuh2an atau organ tubuh manusia.
Walau kita harus hati2 juga bahwa tidak semua informasi yang ada di internet itu benar. Terkadang penulisan atau bahasa ejanya yang salah atau keterangan gambar yang tidak sesuai.
Namun untuk memperkaya wawasan dan melepaskan rasa keingintahuan dari siswa adalah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijelaskan.

Menyikapi ujian nasional yang telah dilaksanakan, sepertinya pembenahan besar2an harus dilakukan sebelum kita menuntut lebih kepada seorang siswa. Pembenahan sarana pendidikan, kualitas pengajar, cara mengajar dan materi ajar yang up to date mesti dipikirkan bersama2 dengan melibatkan semua pihak. Tidak hanya di jajaran petinggi saja, tapi lebih mendengarkan aspirasi dari tenaga pengajar langsung yang menjadi ujung tombak pendidikan.