INSTAGRAM

Sabtu, 26 Desember 2009

ETIKA OH....ETIKA

Entah mengapa saya bosan dengan pemberitaan tentang perseteruan antara Luna Maya dengan Wartawan Infotainment.
Masalahnya bagi saya sudah jelas kedua2nya bertindak tidak tepat.
Persoalan mengenai tulisan Luna Maya adalah Ranah Privat atau Ranah Publik bagi saya itu semua tidak sepenuhnya benar.
Apapun itu kalau sumpah serapah tidak tepat sekali dituliskan dan diketahui oleh orang banyak, walaupun bagi beberapa pengamat mengatakan bahwa Twitter itu adalah ranah privat.

Bagi saya yang dikatakan ranah privat itu adalah keluarga dan orang2 yang paling dekat dengan kita.
Kalau yang namanya teman2 di situs jejaring seperti Facebook, Twitter atau apalah namanya lagi, sudah jelas itu merupakan ranah publik, wong utk membangun kekuatan juga digunakan cara tersebut kok.
Apa nggak salah nich..para nara sumber yang bicara.

Sedangkan bagi wartawan, tidak semuanya idealis dan mematuhi kode etik yang berlaku.
Tanggapan bahwa wartawan infotainment bukan jurnalis itu hanya utk pembersihan diri saja. Saya sering juga melihat ada wartawan berita yang membuat si yang punya nama atau acara terpaksa mengeluarkan uang untuk ucapan selamat atau liputan acara dsb.
Artinya setiap manusia memang harus menyadari ETIKA PROFESI masing2. Kalau ada yang melanggar itu hanya oknum yang tidak bisa disamaratakan, persis seperti cicak VS buaya yang juga tidak satupun saya dukung.
 Hati2 dalam mendukung seseorang atau siapa saja, kadang2 kita agak subjektif hanya karena kita suka sama dia, terus menutup mata terhadap kesalahannya.
Semestinya kita harus adil melihat bahwa Ada oknum Polisi, Jaksa, Hakim, Dokter, Pejabat dll

Intinya kita harus bisa mengambil hikmah dari permasalahan yang terjadi. Artinya apapun yang akan kita katakan, pikirkan dan lakukan di depan publik harus dipertimbangkan berulang kali, karena akan banyak kamera di sekitar kita yang siap untuk menjatuhkan kita.
Kita juga harus hati2 dengan jebakan emosi yang sering  dituliskan.
Kadang2 saya lebih suka menghapus kembali komentar saya di facebook daripada nanti dikomentari negatif atau bahkan disalahartikan oleh orang lain, kecuali kita sudah siap dengan apa kira2 tanggapan yang akan diterima nantinya dengan nada canda...

Jumat, 18 Desember 2009

Komunitas Kencana...the Golden Age..Jadikan kami sahabat...


Meningkatnya usia merupakan proses alamiah yang tidak dapat dicegah, namun tentunya penurunan fisik dan mental harus sudah disadari dari awal. Mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin timbul akibat  memasuki masa prapurna bakti (pensiun) usia 50 tahun ke atas yang sering disebut post power syndrom, seperti memiliki rasa emosional yang tinggi, kehilangan aktivitas dan rasa ingin dihargai.
Oleh karena itulah maka Uni Djan sebagai Ketua Kencana Mandiri Sumatra Barat yang dilantik berkeinginan agar usia 50 tahun ke atas, bukan untuk ditakuti, tapi justru merupakan usia keemasan (kencana) yang harus disikapi dengan bergabung bersama komunitas yang sama, sehingga ada rasa kebersamaan dalam menjalankan program2 yang dibutuhkan di masa tersebut.
 Dengan mengundang narasumber Ibu Jackie Ambadar sebagai Ketua Kencana Mandiri Pusat dan bapak Ismail Hassan sebagai sesepuh yang sudah malang melintang di dunia politik dan pemerintahan Pusat ,  akhirnya rencana seminar yang sempat tertunda karena gempa bulan Oktober lalu terlaksana juga tanggal 14 Desember 2009 di Pangeran Beach Hotel Padang
Jackie Ambadar mengatakan bahwa ada 6 dimensi hidup sehat yang diaplikasikan dalam program kegiatan Kencana Mandiri, yaitu :
1. Sehat Fisik, di usia ini perlu menjaga kesehatan, dan memperhatikan pola serta asupan makanan yang  bergizi serta olahraga, perawatan kulit sederhana, demo menu lansia sehat spt: diabetes, hipertensi dll
2. Sehat Psikologis, kebanyakan dari mereka menginginkan dihargai dalam bagian kehidupan, memberi bantuan sosial serta memberi penghargaan kepada sesepuh yang sudah banyak berbuat untuk masyarakat sosialnya.
3. Sehat Emosional, mengatasi stress dengan yoga, anjangsana,  menjenguk teman yang sakit dan melayat jika ada yang meninggal.
4. Sehat Spiritual, acara ini tidak selalu ceramah agama tapi juga pembacaan puisi, renungan dan reki
5. Sehat Intelektual, mengantisipasi seringnya lupa, maka dilakukan senam otak, seminar2, diskusi, menulis pengalaman dll.
6. Sehat Vocational, menyalurkan hobby dan kesenangan bersama, bertanam, masak bersama, jalan2 dll.
Dalam rangkaian program2 yang telah ditetapkan tersebut tentunya Anggota harus dilibatkan dalam mengisi acara , sehingga mereka yang sudah memasuki usia pensiun ini masih merasa dihargai ketika  ilmunya dapat dibagikan kepada rekan2 lainnya.

Sementara itu Bapak Ismail Hassan, sebagai  nara sumber berikutnya. Bapak yang sudah berusia 83 tahun ini, masih tetap energik serta aktif di dunia pendidikan dan dakwah ini mengangkat judul : "Senangkanlah Hatimu".
Indonesia bagaikan sepotong surga yang dipindahkan ke muka bumi, demikian Ismail Hassan mengutip ucapan syekh Sofwat Saqa Al-Aminy, ketika memulai uraiannya.
Namun bencana dan musibah selalu datang silih berganti seperti : gempa, kecelakaan, tanah longsor, banjir, tsunami yang diakibatkan sebagian besar oleh ketidakpedulian manusia terhadap alam itu sendiri.
Alam juga sudah tua, dan memang sering sakit2an, begitu juga dengan manusia. Lalu apakah yang kita cari di muka bumi ini ?
Dalam Al Qashash 77 Allah berfirman : "Carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah lupakan nasibmu di dunia. Berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu dan janganlah berbuat kerusakan, karena sesungguhnya Alllah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".
Dalam hadist Qudsy ;
"Aku sesungguhnya sudah mau marah dan mengazab hamba-hambaKu ini, tetapi sewaktu Aku lihat orang berbondong-bondong datang ke Masjid, Aku lihat orang bersimpuh membaca Al-Quran dan Aku lihat anak-anak belajar agama Islam, maka surutlah amarahKu".
Dalam hadist Qudsy lain Allah menjelaskan :
"Wahai manusia Allah berfirman kepada kamu semua: Kerjakan yang baik dan tinggalkan yang jahat, sebelum datang satu waktu dimana kamu berdo'a tidak Aku ijab lagi, kamu meminta tidak aku beri pertolongan".

Tugas kita di dunia adalah mensyukuri apa yang telah diberikan Allah dan mengaplikasikannya dalam satu kata Senangkanlah hatimu (Kun Sa'idan)
Wahai orang kaya senangkanlah hatimu, tidak banyak orang yang menjadi kaya, maka selama Engkau kaya dermawanlah, serta lihat dan berbagilah dengan sekitarmu.
Wahai orang miskin senangkanlah hatimu, dengan miskinmu engkau akan tenang karena tidak ada orang yang akan iri kepadamu.
Wahai orang tua senangkanlah hatimu, karena belum tentu semua orang bisa mencapai usia sepertimu.
Wahai anak muda senangkanlah hatimu, isi otakmu dengan ilmu dan isi dadamu dengan iman, jangan kau sia-siakan masa mudamu.
Wahai orang sehat senangkanlah hatimu , karena Alah telah memberikan karunia kepadamu, jagalah makanan dan pikirmu dan bantulah orang yang lemah.
Wahai orang yang sakit senangkanlah hatimu, karena dengan sakitmu engkau bisa merenung dan mendekatkan diri dengan Allah, dan yakinlah setiap penyakit ada obatnya.
Wahai orang berpangkat dan berilmu senangkanlah hatimu , gunakan pangkat dan ilmumu untuk kesejahteraan masyarakatmu, karena tidak selamanya engkau berada di posisi itu.
Jadikan masa hidupmu berarti dan bermakna dalam kondisi apapun dirimu.

"...Demikianlah acara dialog Interaktif kita hari ini dengan tema tetap Aktif, Kreatif, Sehat dan Mandiri.
Trimakasih atas perhatian dan kebersamaan bapak ibu semuanya, mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Selamat siang sampai berjumpa lagi. Wassalaamu'alaikum WW" demikian Linda Hevira menutup acara.

Minggu, 13 Desember 2009

Jackie Ambadar...Semangat yang Tak Pernah Pudar.


Bertemu dengan Ibu Jackie Ambadar di Hills Hotel Bukittinggi, sebelum rombongan Alumni FISIP UI ini bertolak ke Padang dalam perjalanan wisata mereka Padang - Bukittinggi. Sosok ibu yang rajin menulis artikel dan buku ini ramah dan bersahabat sekali. Menemani breakfast beliau, saya sempatkan untuk bertanya tentang pengalamannya sebagai pengusaha wanita sukses.
Awal langkahnya menjadi Pengusaha adalah dengan bermodal mesin jahit , mulailah Jackie muda membuka sebuah Toko yang menjual baju dan perlengkapan bayi, yang akhirnya terkenal dengan nama Le Monde.
Dalam perjalanan panjang saat meniti kerajaan bisnis yang melibatkan keluarga ini, beliau juga menyarankan jika sebuah usaha sudah berskala Dunia maka hak paten nama dan paten jenis barang sangat penting.
Beliau sempat terkena kasus untuk masalah ini yang menyita waktu, energi dan biaya yang besar.
Untuk mengantisipasi tenaga kerja yang sering demo, beliau akhirnya mengambil jalan menerima hasil kerja yang berkualitas saja dari rumah2 penduduk dan tidak difokuskan di pabrik.
Berbicara tentang potensi daerah Sumatra Barat, disamping alamnya yang indah mempesona, Ibu yang satu ini sangat tertarik dengan hasil kerajinan seperti bordir, sulam, songket dll yang dihasilkan oleh wanita2 di Sumatra Barat dan mengharapkan saya bisa membina mereka dalam satu wadah UMKM atau Koperasi.
Dengan meminta dukungan dari Departemen2 terkait mudah2an potensi Sumatra Barat makin berkibar hendaknya.. Intinya kemasan dan corak yang menarik yang berdaya saing di pasaran lokal, nasional bahkan Internasional dan rajin dalam setiap pameran yang diadakan harus segera dilaksanakan. Semoga saja semua ini bisa terwujud.
Terimakasih Ibu Jackie...Sampai ketemu di  Pangeran Hotel Padang, 14 Desember 2009 dalam Seminar Aktif, Kreatif, Mandiri dan Bahagia . Teman2 yuk ikutan insert Rp 50.000,- dari pukul 8.00 hingga 12.00 siang. Ntar saya yang jadi MC nya disana...Bye...

Sabtu, 05 Desember 2009

Motivator Rp 500.000, Rp 5.000.000 dan Rp 50.000.000

Di Indonesia motivator lahir bak cendawan tumbuh, ada yang sudah matang sebagai pemain lama tapi ada juga pemain baru yang begitu cepat majunya bahkan masih muda-muda.
Ada yang berbekal sekolah ini itu, mengambil course di luar negri dan mendapatkan sertifikat tertentu, bisa jadi di bidang psikologi, bisnis, komputer,pendidikan, management, leadership dsb.
Latar belakangnyapun berbeda-beda, ada yang sukses dalam membuat sebuah karya tertentu, misal karena buku yang ditulisnya selalu best seller, karena bisnis onlinenya sudah menggurita, ada juga motivator yang berasal dari orang miskin yang berhasil menjadi pengusaha kaya, penceramah yang cara penyampaiannya mengena dan lebih masuk dengan pendekatan agama.

Mereka datang dengan menawarkan metode2 yang berbeda tapi pada hakekatnya adalah sama.
Ada yang mengusung metode Hypnotherapy, NLP, Mind Mapping, Tombol Motivasi, Kotak Ajaib, ESQ, MESSI,Soul Therapy, Time Line Therapy, Pendekatan agama, budaya, seni dsb.

Tak dipungkiri Indonesia memang masih sangat membutuhkan motivator2 tersebut, karena di tengah peliknya kehidupan, buntunya pikiran dan sempitnya lapangan pekerjaan, memang kehadiran sang motivator ibarat datangnya angin segar dan penghilang dahaga di tengah padang gersang rutinitas kehidupan.

Namun permasalahannya adalah tidak semua orang bisa mendapatkan pencerahan tersebut, mengingat rakyat Indonesia sebagian besar lebih banyak berada pada level menengah ke bawah.
Bagaimana mungkin untuk satu pelatihan saja sang motivator mematok harga perjam sampai 50 juta ke atas. Tapi ini tentu saja audiensnya dari kalangan tertentu saja.

Jika peserta yang datang seminar berasal dari perorangan, maka kadang panitia bisa mematok harga pelatihan perkepala sampai 2,5 juta bahkan lebih.
Bagi masyarakat menengah mereka lebih baik mengalihkan uangnya untuk modal sebuah usaha, kan lebih jelas hasilnya. Daripada mereka terpesona oleh kharisma dan ucapan yang bersemangat dari seorang motivator sedangkan mereka bisa mendapatkan motivasi gratis dari radio, televisi, internet ataupun orang2 sekitarnya yang sudah sukses.

Pada dasarnya, Sang motivator tidak akan bisa sukses dan bekerja sendiri, ia tetap membutuhkan tim manajemen layaknya seorang artis.
Motivator hanya bertugas memberikan pelatihan, mengasah ketrampilan public speaking, kemudian memperbanyak bacaan dan selalu mencatat serta menganalisa setiap apapun yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Meramu semua informasi yang ia punyai dan dapatkan, sehingga menghasilkan sebuah konsep pelatihan dan slogan-slogan baru yang lebih memikat. Mengumpulkan semua kisah2 selama pelatihan dan mengemasnya menjadi sebuah buku baru. Selanjutnya bagi yang tidak bisa mengikuti pelatihannya secara langsung maka para penggemar bisa juga menikmati buku yang diterbitkan oleh sang motivator.

Sementara itu tim manajemen bekerja mencari klien, mengajukan proposal, membuat brosur, memikirkan lay out dan mengemasnya dengan sangat menarik.
Memperbanyak link dan kerjasama dengan berbagai pihak serta instansi2 yang membutuhkan jasa motivator, serta mengaktifkan public relations dan press release.Membuat website dan membuka kesempatan interaktif secara on line. Bahkan memberikan follow up pelatihan dengan harga spesial.
Brand Image seorang Motivator sudah mirip barang dagangan yang bisa dijual dengan harga mahal dan juga merupakan icon suatu pelatihan tertentu.

Terlepas dari itu semua, permasalahan yang sering muncul adalah bahwa audiens yang hadir saat motivator beraksi, semuanya mungkin mengangguk tanda setuju bahkan ada yang mempunyai keinginan untuk segera berubah dan berbuat. Tapi kenyataannya setelah satu jam berlalu , begitu sang motivator "bertarif" pulang, maka semangat untuk berubahpun kembali hilang.
Pada dasarnya apapun metodenya, siapapun motivatornya adalah sama.
Harga dimulai dari Rp 500.000 sampai lebih 50 jutapun, cara penyampaian materi oleh sang motivator bisa jadi sama, bahkan kadang yang lebih murahpun lebih berbobot daripada si motivator bertarif.

Kembali lagi, kalau motivator diibaratkan barang, maka memang kemasan dan pengelolaannyalah yang berbeda.
misal: nasi goreng yang dijual di kaki lima dengan porsi banyak harganya Rp 15.000,-
sedangkan jika nasi goreng yang sama, dengan kemasan menarik dan diberi label lalu dititipkan di toko kue, maka untuk porsi yang sama kita harus membeli Rp 20.000,-
dan kalau kita masuk ke sebuah restoran atau cafe dengan sajian yang menarik dan suasana yang nyaman maka harga nasi goreng tadi sudah menjadi Rp.25.000,- bahkan lebih.
Yach...apapun makanannya minumnya teh botol sosro..eh...salah
Apapun usahanya, kemasan dan pelayananlah kunci suksesnya.

Rabu, 02 Desember 2009

NAMRU, militerisme asing berkedok kerjasama KESEHATAN

Namru-2 (Naval Medical Research Unit No. 2)adalah sebuah laboratorium penelitian biomedis yang meneliti penyakit menular, demi kepentingan bersama antara Amerika Serikat, Departemen Kesehatan RI, dan komunitas kesehatan umum internasional.
Didirikan tahun 1970 sesuai permintaan Departemen Kesehatan RI dan berakhir pada bulan Desember 2005.

Kegiatan penelitian bersama ini menitikberatkan pada malaria, penyakit akibat virus seperti demam berdarah, infeksi usus yang mengakibatkan diare dan penyakit menular lainnya termasuk flu burung.
Penelitian NAMRU-2 hanya berhubungan dengan penyakit-penyakit tropis yang terjadi secara alamiah.

Namun faktanya ternyata sampel-sampel virus yang diberikan oleh negara2 penderita tersebut tidak pernah mendapatkan hasilnya berupa vaksin pencegahan, yang sangat dibutuhkan oleh negara2 yang dijangkiti virus tersebut.
Justru vaksin tersebut beredar dan diperjualbelikan di pasaran farmasi dunia, dengan harga yang sangat mahal sekali terlebih kepada daerah pandemi.

NAMRU yang dicurigai sebagai inteligen dan milik Angkatan Laut, mulai terbongkar rahasianya oleh seorang Pejuang Wanita abad 21, Siti Fadilah Supari, yang tidak melihat manfaat apa2 adanya NAMRU di Indonesia.
Terlebih lagi saat WHO juga mewajibkan negara2 yang terserang virus flu burung untuk diteliti.
Dengan tegas dan tanpa basa basi di hadapan dunia, sang Mentri yang mempunyai jiwa nasionalisme dan patriot yang tinggi kemudian berpidato di corong dunia, berniat mereformasi WHO (World Health Organization) yang menjual sampel virus ke AS serta mengecam farmasi AS dalam pembuatan senjata biologi.


Demikian juga pakar intelijen Laksda Purn Subardo mengakui,NAMRU memang menjalankan misi rahasia yang kebal hukum dan tak tersentuh media.
Dia juga mengatakan inteligen negara Indonesia saat ini, sangat lemah.
dari 28 kedubes Indonesia di luar negri 16 diantaranya telah disadap.
Pakar intelijen lainnya juga mengatakan, banyak sekali informasi2 rahasia negara telah diperjual belikan kepada pihak asing oleh oknum, ataupun lewat barter informasi .

Akhirnya, walau melalui perdebatan yang panjang, NAMRU ditutup 16 Oktober 2009, dan kesepakatan baru dibuat, sampel yang diberikan oleh negara yang menyerahkan virus untuk diteliti WHO, harus bisa mendapatkan kembali hasilnya dalam bentuk vaksin.

Endang Rahayu Setyaningsih sebagai orang yang dekat dengan NAMRU yang pernah ditegur dan diskors oleh Ibu Siti Fadillah, malah diangkat menjadi Mentri pengganti, dipertanyakan DPR keberadaannya.
Kita semua juga wajib mengawal sepak terjangnya, walau dokter yang satu ini, karirnya tidak menonjol, kesehariannya lebih berteman dengan laboratorium sebagai peneliti, namun dia harus belajar cepat bagaimana dunia internasional sedang mencari kekurangan kita dibalik seribu kelebihan yang kita punyai.
Semoga saja dia tidak melupakan rakyat yang menanti aksi yang pasti seperti Ibu Fadilah Supari.

Hmmh...banyak pelajaran yang dapat kita ambil disini.
Kita harus waspada, bahwa ada Sejuta celah yang bisa dimasuki oleh negara asing untuk memanfaatkan kebodohan dan kelemahan kita, mulai dari idiologi, politik, ekonomi,sosial, seni, budaya, pendidikan dan kesehatan.
Seyogyanyalah kita kembali menumbuhkan rasa cinta tanah air dan meningkatkan rasa persatuan ditengah kebhinnekaan.

Etika Profesi seorang Pelayan Kesehatan seperti Dokter dan Perawat, harus kembali mengingat sumpah mereka...dengan melayani pasien sepenuh hati, sebab siapapun yang bernyawa berhak mendapatkan pelayanan dan kesehatan prima tanpa menomorsatukan materi.
Bagi para wisuda dan kita semua hendaknya merenungkan kembali, makna lagu Bagimu Negri...

Padamu negeri... kami berjanji...
Padamu negeri... kami berbakti...
Padamu negeri... kami mengabdi...

"Bagimu negeri... jiwa raga kami..."