Minggu, 18 Oktober 2009
Harga $ebuah Ke$empatan
Hmmh..Sebuah tarikan nafas panjang..entah ..mungkin sudah puluhan kali aku hembuskan..
Pilu..sedih..Maha Besar Allah..
Ketika Allah berkehendak, maka tak ada satu orangpun yang mampu mencegahnya...
Gempa dan gempa lagi.
Sepanjang perjalanan dari Bukittinggi-Padang, banyak kulihat anak2 dan ibu2 korban gempa, akhirnya terpaksa menyodorkan kotak kardus, mengharap para pengguna jalan membantu beban hidup mereka.
Entah apa yang mereka rasakan.., kita tak setegar mereka..mungkin tak seberapa bantuan yang bisa kita berikan.
Semangat mereka untuk bangkit luar biasa. Ya Allah tolonglah mereka, beri mereka kekuatan untuk menjalani hidup ini.
Hampir setiap rumah di Sicincin, Lubuk Alung, Pariaman dan sekitarnya hancur, tidak bisa ditinggali bahkan menyatu dengan tanah.
Masing2 rumah mendirikan tenda seadanya,walau cuaca yang tak bersahabat di tengah musim penghujan yang datang sejak 2 bulan yang lalu, seolah ikut menyertai kepedihan yang dirasakan oleh para korban gempa saat itu.
Memasuki kota Padang...
Bangunan2 masih banyak yang utuh kulihat, namun ketika hampir menuju pusat kota, satu pemandangan memilukan kembali kulihat lagi.
Rumah2, Gedung2 perkantoran dan Kampus2 bertingkatpun tak luput dari hantaman gempa yang berskala 7,6 SR ini, terlebih ketika kita memasuki kawasan Tarandam, Sawahan, dan Pondok (kampung Cina) dan masih banyak lagi.
Banyak sekali ruko yang rata dengan tanah, gedung2 yang dindingnya bolong seperti terkena bom, retak, terbelah, tangga yang patah, plafon yang jatuh, tiang yang runtuh, bangunan yang miring, gedung yang berlantai 3 ambruk ke bawah, sehingga terlihat tinggal 1 atau 2 lantai saja. Sementara atapnya rubuh menghantam kendaraan yang parkir dibawahnya.
Inilah potret kota Padang sekarang, Kota yang sebagian besar familiku tinggal disini.
Walau denyut nadi kota sudah kembali berfungsi setelah 2 minggu yang lalu anfal, mati suri,disentak oleh tegangan tinggi, sekarang sudah mulai menggeliat lagi.
Namun walaupun begitu, gempa menyisakan duka yang mendalam dan harus segera diselesaikan oleh pemerintah maupun semua pihak. Seolah ikut merasakan kepedihan hati mereka...Masih nampak raut kesedihan, kegelisahan dan kecemasan di balik wajah2 mereka.
Ratusan ribu orang otomatis kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian... karena gedung tempat mereka bekerja hancur.
Bayangkan, untuk satu instansi saja mungkin ada 200an karyawan yang dirumahkan tanpa kepastian. Belum lagi karyawan2 hotel, rumah sakit swasta,showroom2, karyawan2 mall dan pasar grosir serta masih banyak lagi.
Tidak hanya tempat tinggal yang mereka pikirkan, buat kebutuhan harian, seperti biaya makan dan sekolah anak2 mereka yang harus dimulai dari nol lagi.
Sangat sedikit dari pemilik usaha yang mengasuransikan bangunannya, bahkan masih dalam status kredit.
Tak sedikit dari mereka yang frustasi bahkan masuk rumah sakit jiwa, ketika anak dan istrinya tewas seketika serta bisnisnya hancur tak bersisa.
Istilahnya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kaya dan miskin, semua merasakan dampak dari musibah ini. Angka pengangguran langsung naik drastis, masih bersyukur bagi mereka yang pegawai negri, karena dana pemerintah tetap ada buat mereka.
Lantas...bagaimana dengan pegawai swasta atau karyawan harian lainnya?
Ketika semua tenda di depan rumah mereka sudah berfungsi menjadi warung, di kota Padang yang terkenal Pandai Dagang ini, sudah penuh dengan pedagang dadakan.
Lalu kemana lagi sisanya, bagi mereka yang memang tak ada modal sedikitpun untuk berusaha?
Disanalah aku bisa melihat, begitu berharganya suatu kesempatan yang diberikan Tuhan...
Berkaca dari fenomena ini, membuat matakupun berkaca2.
Marilah kita jangan menyia2kan kesempatan.
Yach..Kesempatan ketika kita mendapat pekerjaan, sisakan hasilnya untuk ditabung ...
Kesempatan ketika kita masih sehat, gunakan untuk bekerja giat dan berinvestasi...
Kesempatan ketika kita diberi jabatan, gunakan untuk menaungi masyarakat ini, serta masih banyak lagi.
Saat ini, adalah ladang amal bagi kita yang telah diberikan kesempatan rizki dari Allah, maka berbagilah dan bantulah mereka.
Jika tak bisa dengan harta, mungkin dengan upaya mencarikan kerja, atau memberikan kesempatan untuk berusaha.
Satu Renungan yang harus segera dilaksanakan...
Ketika kita masih diberikan kesempatan...Apakah kita sudah mempergunakan sebaik2nya..
Semoga saja Allah membalasnya. Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar